Berapakah Sahabatmu Itu?

Diposting oleh Unknown
Seseorang bertanya kepada Ali bin Thalib ra :

“Ya Ali kulihat sahabat – sahabatmu begitu setia sehingga mereka banyak sekali, berapakah sahabatmu itu?”

Sayyidina Ali menjawab :

“Nanti akan kuhitung setelah tertimpa musibah”
Pertama kali saya membacanya, rasanya langsung ketampar. Bagaimana tidak, jawaban Ali bin Abi Thalib ra singkat banget tapi mengena di hati. Mak jleb banget benernya :D

Manusia diciptakan Allah sebagai makhluk sosial. Mereka tidak bisa hidup sendirian. Mereka pasti membutuhkan seseorang di sisinya. Awalnya hanya orang asing yang tak sengaja bertemu. Atas izin Allah, dari seorang yang asing lama – lama jadi kenal dan jadi teman biasa. Dari teman biasa “naik pangkat” jadi teman dekat. Dari teman dekat “naik pangkat” jadi sahabat. Betapa bahagianya kita saat kita mendapatkan sahabat baru.

Banyak orang yang memahami bahwa arti sahabat haruslah 100% tulus. Selalu ada disaat kita membutuhkan bantuan baik moril maupun materi. Tidak ada niatan tertentu, tidak ada prasangka tertentu. Berani menerima baik buruknya keadaan kita. Persahabatan adalah sesuatu yang murni, bersih dan jernih kayak air. Alangkah indahnya mempunyai sahabat seperti itu.

Tidak sedikit juga orang yang menganggap arti sahabat sebagai bentuk yang lain. Punya banyak sahabat agar dianggap keren, bisa bikin genk ini, kelompok itu, dan sebagainya. Motifnya pun bermacam – macam mulai dari kepopuleran (hey, liat deh genk gw, keren kan.. mereka sahabat gw semua nih. Ketuanya siapa? Gw donk.. kalo ada yang berani ma gw, sahabat – sahabat gw bisa labrak tuh orang sampai tuh orang minta ampun sama gw). Ada juga orang yang menganggap sahabat sebagai ban cadangan (loe seneng gw bakal merapat, kali aja loe bisa bantuin gw. Loe lagi sial yaa derita loe, maaf deh gak mau ikut – ikutan, ntar kena sial). Terlihat begitu erat dan setia, tetapi langsung kabur disaat kita tertimpa musibah. Lama - lama sahabat kita berkurang satu demi satu bahkan tidak punya sahabat lagi. Ironis sekali. Kurang lebih sih begitu :) *hasil pengamatan saya.

Yang lebih parah, sahabat jadi “turun pangkat” jadi teman biasa, orang asing, bahkan musuh bebuyutan. Lupa deh dengan perjuangan menjadikan orang asing berubah jadi sahabat. Tapi ada juga dari sahabat tambah “naik pangkat” jadi pacar, suami, atau besan (anak kita dan anaknya sahabat dinikahkan). Wahh itu mah luar biasa yaa :)

Menurut saya, punya sahabat gak perlu dibanggakan karena bangga sangat dekat dengan kesombongan. Disyukuri saja, berterimakasih sama Allah karena punya sahabat yang sesuai dengan kita. Jika sahabatmu awet hingga kalian meninggal nanti, berarti sahabatmu “berjodoh” denganmu. Jodoh bukan masalah lawan jenis dan pelaminan yaa. Sahabat pun juga bisa berjodoh.

Jadi, saat ada yang bertanya “sahabat loe ada berapa orang sih?”, cukup bilang “Allhamdulillah sahabat gue banyak, tapi kalo loe nanya sahabat sejati gw, maka gw akan hitung saat gw tertimpa musibah”.

*Terimakasih Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra telah memberikan inspirasi untuk saya dan seluruh umat di muka bumi ini dalam melihat siapakah sahabat kita sebenarnya. :)

0 komentar:

Posting Komentar

Yuk belajar memberi komentar yang baik dan positif ^_^

 

My Blog, My World Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review